Kejadian Yang Tak Terduga ; by Lulu Nadhifah
Kejadian Tak Terduga
Saat aku sedang menikmati
keindahan alam ini, tak terasa waktu sudah siang dan cuaca pun menjadi panas terik.
Aku mendengar ada anak yang menjerit kesakitan. Aku kaget, aku menghampiri anak
tersebut ternyata dia terjatuh saat bermain sepak bola. Karena cuaca yang
sangat panas ini aku membawa dia ke bawah pohon mangga untuk menenangkan sang
anak itu sekalian juga untuk berteduh. Saat kami berdua sedang berteduh ada
sebuah mangga yang terjatuh tepat di depanku dan adik kelas ini. Dia mengambil buah
mangga tersebut, dia berkata "Kak ini ada mangga, lumayan buat ganjal
perut, makan yuk kak." Aku tersenyum dan menganggukan kepala, akhirnya aku
dan adik kelas ini memakan mangga tersebut. Setelah beberapa waktu tersebut aku
dan adik kelas ini merasakan sakit di perut. Dari kejadian ini aku tidak masuk
sekolah selama beberapa hari, karena sakit di perutku tidak pulih. Aku akhirnya
memaksakan bersekolah karena sudah banyak tertinggal pelajaran. Saat aku di kelas
ada seorang guru piket yang bertanya kenapa aku tidak sekolah berhari hari, aku
pun menjawab kalau aku sakit perut setelah makan mangga yang ada di pohon
sekolah ini. Guru ku pun langsung terdiam sesaat dan langsung meninggalkan kelas
menuju kantor mungkin. Aku melihat gerak geraknya seperti nya ada yang mencurigakan
dengan guru piket ku itu, seperti nya ada sesuatu yang di sembunyikan darinya,
aku terus memikirkan sikap guru tersebut sampai sampai aku tidak fokus untuk belajar.
Guru di kelas ku pun yang sedang menerangkan menghampiri ku dan dia bertanya kepadaku
"Hey, kamu di panggil sama ibu kenapa tidak menyahut", aku kaget
dengan kedatangan guruku tersebut. "eh bu a eum anu bu, eh maaf bu, aku
tidak memperhatikan bu" kata ku dengan menjawab sedikit aga gemetar, "lah
kenapa kamu tidak memperhatikan? Sekarang kamu keluar dari kelas, tunggu di
luar sampai pelajaran ibu selesai!" aku kaget, aku menjawab "bu maaf bu,
kali ini aku akan memperhatikan bu" kata guru tersebut "sudah sudah,
kata saya keluar ya keluar!" aku
langsung berdiri san berjalan dengan lemas dan menjawab "baiklah bu".
Teman temanku ada yang menatap kasian karena emang aku baru sembuh dan malah sekarang
harus di hukum dan ada yang menatap ku mengejek, aku duduk di depan kelas
sambil terus memikirkan sikap guru piket ku tersebut, aku juga berpikir apa
sebaiknya aku bertanya apa tidak, aaaa kepalaku pusing memikirkan sikap guru
piket tersebut "bisa bisa aku gila memikirkan ini terus huffftt."
kata ku. Akhirnya pelajaran dikelas sudah berakhir, jadi aku bisa kembali ke
kelas. Bel pulang pun sudah berbunyi, aku membereskan buku buku dan di masukkan
nya kedalaman tas. Aku pulang menaiki angkutan umum bersama kawan kawan ku,
akhirnya aku sampai di rumah.
Keesokan pagi nya aku
kembali beraktivitas seperti biasa, aku berangkat sekolah di antaranya oleh
ayah, karena aku sudah terlambat, pas sampai depan gerbang sekolah, aku berpakaian
dengan guru piket ku, aku salam tapi dia menunduk terus, dan aku melihat bahwa
mata dia sebab seperti nya yang habis nangis, aku bertanya "bu, apa ibu
baik baik saja? Kenapa mata ibu sebab?" ia menjawab "aa oh ya baik
baik saja, ibu duluan ya" ia menjawab nya seperti tergesa gesa dan gugup,
kenapa sikap nya begitu mencurigakan, aku bergumam pelan "tuh kan aku
memikirkan nya lagi", aku liat jam, aduuu gawat udah lewat 5 menit, aku berlari
menuju kelas. Seperti biasa belajar di kelas berjalan dengan lancar, akhirnya
bel pulang sekolah sudah berbunyi, tapi aku tidak langsung pulang, aku ada
kerja kelompok bersama teman teman ku yaitu membuat rumah rumahan, aku dan teman
teman ku membuat nya sampai sampai tidak sadar waktu sudah sore dan hujan
turun, akhirnya rumah rumahan pun hampir jadi, karena sudah sangat sore jadi di
sudahi dulu kerja kelompok nya, aku pulang, aku melewati pohon mangga yang
kemarin, ketika aku mau melewati aku melihat seperti ada orang sedang menabur naburkan
bunga, aku coba mendekati nya dengan perlahan lahan, ternyata itu bu guru
piket, aku coba bertanya dengan berhati hati "bu, sedang apa di sini?"
ia terlihat kaget dengan kedatangan ku, aku melihat sepertinya dia juga sedang menangis,
ia berdiri dan menatapku, dia langsung memelukku sambil mengucapkan kata maaf
untuk apa ia mengatakan nya aku pun bertanya "maaf untuk apa bu? Ibu tidak
melakukan kesalahan apapun ko" ia tetap nangis terseguk seguk dan ia menjawab
"maaf maafkan ibu nak, ibu banyak salah ke kamu nak, maap kan ibu gara gara
ibu kamu jadi sakit hati itu" aku yang mendengar perkataan ibu yang terakhir
langsung bingung dan di dalam pikiran aku bertanya tanya apa maksud perkataan itu,
"ha? aapaa maksud perkataan ibu? aku sakit bukan karena ibu kok"
"kamu gatau cerita nya nak, maaf kan ibu maafkan" kata guru iitu, aku
diam dan bertanya "cerita? Emang ada cerita apaa bu? Kalo boleh tau apa
cerita itu bu?" kata ia "jangan disini mari kita kerumah ibu, disini
hujan, takut kamu sakit lagi" aku hanya menganggukan kepala saja. Pas sesampainya di rumah nya ia menceritakan
semuanya, aku bengong mendengarkan perkataan guru tersebut, ia meminta maaf
terus terusan, aku memaafkan nya, akhirnya ia mengantarkan aku pulang.
Keesokan hari nya
setiap kali ia bertemu dengan ku, ia tidak lagi seperti menghindar seperti hati
hari sebelum nya, aku yang senang akan sikap guru ku tersebut akhirnya bisa merasakan
ketenangan lagi, aku tidak dendam terhadap dia, karena sakit aku bukan karena dia,
aku sakit emang udah takdir dari allah.
Comments
Post a Comment