Malas menuntunku kepada hal buruk ; by Rahma M.
Malas menuntunku kepada hal buruk
Hari Selasa Rafqi pergi ke sekolah SMPN 1 Kuningan seperti biasanya. Mulai
dari bangun tidur, sarapan hingga berangkat sekolah semuanya dilakukan sesuai
kegiatan sehari-hari. Walaupun begitu ini adalah keuntungan bagi Rafqi berkat
kegiatan sehari-harinya itu membuat dia tidak pernah terlambat sekolah. Sikap
tidak sepenuhnya menceritakan perilaku, Rafqi bisa dibilang adalah orang yang
sangat malas dalam belajar dan mengerjakan tugas. Saat dia mendengar kata tugas
sedikit saja maka dia akan jadi malas walau tadinya dia bersemangat karena
suatu hal. Rafqi sangat jarang sekali mengerjakan tugasnya sendiri. Kebanyakan
tugas yang dia selesaikan itu adalah salinan dari orang lain. Alhasil Rafqi
tidak terlalu mengerti materi pelajaran yang sudah dijelaskan oleh Bapak atau
Ibu Guru. Tujuan tugas adalah membantu siswa atau siswi dengan soal yang
terkait dengan materi itu. Jika tidak mengerti maka bisa mencari sendiri di
buku atau internet.
Hari ini Rafqi dan teman sekelasnya
diberi tugas dari seorang guru yang sekaligus wali kelas. Guru itu memberi
tugas membuat cerpen namun mencari idenya di luar kelas. Komando itu membuat
Rafqi malas. Tapi apa boleh buat, mau tidak mau Rafqi harus keluar kelas
mencari ide bersama yang lainnya. Rafqi memilih tempat yang sangat tidak biasa,
tidak terpikirkan, dan sangat dekat dengan kelas Rafqi yaitu toilet laki-laki.
Rafqi memilih tempat ini karena tempat yang lain seperti aula bawah dan UKS
sudah dipenuhi teman-teman. Rafqi bersama temannya yang mungkin dibilang teman
dekat Fazal mencari ide di toilet laki-laki itu. Hal-hal yang terpikirkan Rafqi
adalah bau toilet yang menyengat dan tempatnya yang kotor. Tempat itu kotor
sekali dan berbeda dari toilet yang lain. Rafqi kemudian menulis di bukunya
satu per satu kata-kata dia tulis walau rasa malas hinggap dalam tubuhnya. Yang
Rafqi tulis bukan keadaan toilet ini dari segi A tapi dari segi B seperti
tempat ini disinari sedikit cahaya mungkin bukan sedikit karena hanya ada satu
jendela dan sinar yang banyak masuk itu dari luar toilet dan tempat ini juga
dingin dan tidak terasa panas. Menurut bahasa Rafqi adalah adem.
Rafqi terus menulis dan saling
bertukar ide dengan Fazal. Kali ini Rafqi menulis dengan sepenuh hati entah
kenapa yang tadinya malas mengerjakan tugas kemudian Rafqi
menulis
dan mengerjakan tugas cerpen ini tanpa ada rasa malas sedikit pun. Mungkin
karena menulis cerpen menyenangkan. Beberapa menit berlalu dengan sangat cepat,
semuanya disuruh untuk masuk kembali ke kelas dan mengerjakan lagi di kelas.
Oleh karena itu, Rafqi bersama Fazal menulis lagi di kelas sambil bertukar
ide-ide lagi yang mungkin berguna bagi mereka berdua. Hari-hari pun berlalu
dengan sangat cepat sekali, Rafqi sudah tidak menulis cerpen yang sudah
ditugaskan berhari-hari yang lalu, dia bahkan tidak menulis saat disuruh oleh
wali kelasnya saat pelajarannya. Kemalasan datang tak kunjung selesainya dan
perasaan itu terus datang tanpa mengenal rasa lelah. Rafqi tidak merasa cemburu
atau jealous pada orang yang sudah selesai mengerjakan cerpen itu. Ketiga
temannya Irsyad, Akilla, dan Khandra.
Tinggal menghitung waktu lagi cerpen ini harus dikumpulkan, Rafqi tetap
bingung sekaligus malas mengerjakan cerpen ini. Rafqi meminta bantuan pada
Khandra agar cerpen ini selesai. Untungnya Khandra itu orangnya baik jadi tugas
cerpen ini diselesaikan oleh Khandra.
Di rumah, Rafqi lelah dan ingin tidur
jadi dia berjalan ke kamar dan tidur. Di dalam mimpinya Khandra sangatlah tidak
senang pada Rafqi atau tidak ikhlas karena sudah menyuruh orang lain untuk
mengerjakan cerpen itu. Bangun dari tidur Rafqi menyesal dan meminta izin pada
orang tua untuk pergi ke rumah Khandra. Sesampainya di rumah Khandra, Rafqi sangat menyesal dan belajar dari kesalahan.
“Maafkan aku dra, aku telah menyuruh
kamu mengerjakan tugasku. Semua ini
terjadi
karena aku terlalu malas mengerjakan semua tugas.” Kata Rafqi pada Khandra
dengan wajah penuh penyesalan.
“Tidak apa-apa. Sebenarnya aku
melakukan semua ini karena aku ingin tahu jadinya kalau kamu menyerahkan tugas
pada orang lain.” Kata Khandra menjelaskan.
“Baiklah kalu begitu. Mumpung aku di
sini bagaimana kalau aku membantu kamu menyelesaikan cerpen itu.” Kata Rafqi
dengan ekspresi yang lebih ceria.
“Oke kalau begitu.” Lanjut Khandra.
Mereka berdua menyelesaikan cerpen
itu pada waktunya dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Rafqi terus berterima
kasih pada Khandra yang telah membantunya menyelesaikan cerpen ini. Rafqi
berjanji pada dirinya sendiri agar dia dapat mengerjakan tugasnya sendiri dan
hanya mendapat bantuan jika dia sangat terpaksa. Namun janji kadang tidak
sepenuhnya dapat terwujud. Semester baru berganti dan Rafqi lebih malas dari
biasanya karena semester ini dia akan terus belajar sebab UNBK akan dia hadapi.
Banyak tugas berdatangan dan dia terus mengingkari janji yang sudah lama dia
buat. Menjelang UNBK Rafqi tidak bisa berbuat apa-apa karena dia malas belajar
dan mengerjakan tugas yang dapat membantunya. Dia hanya pasrah dan mengerjakan
soal dengan asal-asalan. Beruntungnya dia lulus dan dapat melanjutkan ke
sekolah yang dia inginkan. Karena kejadian ini Rafqi lebih percaya diri tapi
dalam hal negatif. Dia berpikir kalau tugas itu tidak ada gunanya atau tidak
bermanfaat.
Di sekolah barunya, Rafqi bertemu
kembali dengan Fazal tapi tidak bertemu lagi dengan Khandra karena dia
melanjutkan ke sekolah yang lain. Rafqi banyak diberi tugas walau dia baru
masuk ke sekolah itu. Fazal merasa biasa saja dengan tugas itu tapi Rafqi kebalikannya.
Dia sekarang malah menyuruh Fazal untuk menyelesaikan semua tugasnya. Fazal
merasa bertambah pintar karena sering membaca untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya dan Rafqi sementara Rafqi hanya mendapat ilmu dari guru-guru
yang menjelaskan tapi pendek, padat, namun tidak jelas.
Hal ini terus terjadi sampai ia
tumbuh dewasa, Rafqi mendapatkan pekerjaan yang lumayan karena di sekolah dia
tidak begitu serius dan selalu malas. Dia hanya mendapat pekerjaan yang sedikit
seperti yang Rafqi inginkan dari dulu. Itu sebabnya gajinya selalu cukup untuk
dirinya. Suatu hari Rafqi diberi tugas berat oleh bosnya, dia harus
mengantarkan banyak benda dari perusahaan tempat ia bekerja ke perusahaan yang
lain. Rafqi malas kembali, malas yang sudah menghantuinya dari dulu. Rafqi
mengantarkan benda ini dengan malas sampai ia meninggalkan satu benda yang
seharusnya dia antarkan. Rafqi tidak sadar kalau dia meninggalkan satu benda
penting.
Beberapa minggu kemudian perusahaan
tempat Rafqi bekerja bangkrut karena berhutang kepada satu perusahaan. Bos
Rafqi memarahi Rafqi dengan sangat dahsyatnya. Dia dipecat dan semua itu
terjadi karena satu benda itu sebenarnya berisi emas yang akan diberikan kepada
perusahaan tadi. Dengan menyesalnya, Rafqi mengirim benda itu ke perusahaan
yang mengambil semua uang perusahaan tempat Rafqi bekerja. Rafqi kaget,
ternyata pemilik perusahaan yang akan diberikan emas itu milik Khandra dan
Fazal. Dengan menyesalnya, Rafqi memberikan benda itu. Rafqi sedih di depan teman lamanya
sebab kejadian yang dulu pernah ia lakukan dia mengulanginya lagi. Khandra
mengerti perasaan Rafqi dan Fazal memberi usul pada Khandra agar dia mendapat
pekerjaan di perusahaan mereka berdua. Rafqi begitu senangnya, namun Fazal
memperingatkan agar Rafqi tidak melakukan hal yang sama itu dua kali. Rafqi
kemudian sadar dan kembali berpikir tentang apa yang dia lakukan. Kemudian dia
berjanji lagi pada kedua temannya itu. Akhirnya dia tidak pernah merasa malas
lagi dalam melakukan tugas. Rafqi terus berpikir kembali jika dia merasa malas
mengerjakan tugas.
Comments
Post a Comment