Misi Sekolah Nara ; by Puja Fauziyah

Misi Sekolah Nara

       Pagi ini Nara sedang terduduk di teras dekat UKS, pikirannya terlihat kosong memikirkan sesuatu yang sepertinya membuatnya merasa gelisah. Suasana disana cukup sepi pada jam pelajaran seperti sekarang dan belum lagi keadaan dilorong ini cukup gelap bahkan masih ada satu lampu yang masih dalam keadaan menyala.
            Lamunan Nara tiba-tiba buyar ketika melihat Leo, siswa kelas IX-2 yang terlihat sedang mengawasi UKS karena sangat sering disekolah mereka, murid-murid yang keluar kelas saat jam pelajaran seperti sekarang ini dan berpura-pura sedang sakit. Leo merupakan anggota OSIS yang paling aktif, biasanya anggota OSIS yang lain hanya membiarkan saja murid yang melanggar peraturan, sedangkan Leo, dia pasti sudah membawa murid tersebut keruang BP atau sekedar diberi peringatan.
            “kamu ngapain disini?” tanya Leo secara tiba-tiba kepada Nara dengan pandangan menginterogasi.
            “ttta...di ada tugas observasi keluar kelas.” Balas nara gugup.
            “yaudah, kalau misalnya udah selesai, langsung balik ke kelas!” perintah Leo yang langsung pergi meninggalkan Nara. Perasaan Nara langsung tenang karena takut dituduh kabur dari kelas oleh Leo.
            “SAATNYA ISTIRAHAT” itulah bunyi bel sekolah untuk memberitahu bahwa jam istirahat telah tiba, Nara langsung berlari menuju kelas untuk mencari temannya yang lain. Nara langsung bergegas menuju kantin bersama teman-temannya, dia sudah tidak tahan menahan rasa laparnya.
            Sesampainya di kantin, Nara langsung bergegas mengambl nampan dan mengantri mengambil makanan. Setelah selesai mengambil makanan, Nara pun menuju meja yang sudah diisi oleh kedua temannya yaitu Bunga dan Nesa.
            Ketika sedang melahap makanannya, Nara tidak sengaja mendengar obrolan empat siswi yang duduk disebelah mejanya sedang membicarakan Leo. Mereka membicarakan bagaimana masing-masing dari mereka selalu ditegur oleh Leo bahkan salah satu dari mereka menambahkan kalau dia pernah dibawa Leo keruang BP dan harus menjalani hukuman membersihkan toilet. Lalu tiba-tiba saja suasana dikantin menjadi hening ketika Leo dan teman-temannya masuk ke kantin. Baru saja masuk, Leo langsung menegur siswa yang tidak menyimpan nampan bekas makan ke tempatnya. Siswa itu pun langsung menuruti perintah Leo dan menyimpan nampan pada tempatnya.
            Nara tiba-tiba tersedak saat menyadari kursi kosong disebelahnya kini ditempati oleh Leo dan teman-temannya. Sebenarnya tidak masalah apabila Leo duduk disebelahnya atau dimanapun tapi entah kenapa Nara sepertinya gelisah, kakinya beberapa kali diketuk-ketukkan ke lantai, nafsu makannya hilang dan rasanya dia ingin ingin segera keluar dari sana. Nara melihat teman-temannya juga sepertinya merasakan apa yang dia rasakan, lalu kemudian Nara mengajak teman-temannya untuk kembali ke kelas, hampir saja Nara lupa mengambil nampannya untuk dikembalikan ke tempatnya, kalau tidak Leo pasti akan menegurnya.
            Di kelas, Nara memikirkan kata-kata empat siswi yang membicarakan Leo di kantin tadi, menurutnya apa yang Leo lakukan itu tidak salah, bukannya peraturan dibuat itu dibuat untuk dipatuhi bukannya dilanggar, batin Nara. Lalu tiba-tiba saja guru datang dan Nara langsung membuyarkan lamunannya dan segera mengambil buku pelajaran dari dalam tasnya.
            Keesokan harinya Leo sudah terlihat sedang berdiri di sebelah gerbang sekolah sambil memperhatikan satu persatu murid yang masuk menuju sekolah. Kegiatan ini sudah rutin setiap harinya di sekolah mereka, setiap ada murid yang datang terlambat hingga menggunakan atribut yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah.
            Di kelas, sebelum jam pelajaran dimulai Nara dan teman-temannya tengah membicarakan Leo yang katanya sangat aktif di kelasnya, dia bahkan sering bertanya kepada guru dan jago dalam debat pelajaran, pantas saja jarang sekali ada murid yang membantah ketika Leo menegur mereka.
            Saat pulang sekolah Nara dan beberapa temannya sudah melewati gerbang dan siap untuk kembali ke rumah masing-masing. Tiba-tiba saja Nara teringat sesuatu, ternyata buku matematikanya tertinggal di kolong meja, belum lagi besok ada pr yang harus segera di kumpulkan.
            Ketika Nara hendak mengambil buku matematikanya yang ketinggalan, tiba-tiba saja Nara terkejut ketika melihat seseorang yang cukup jauh jaraknya di depannya tengah mengeluarkan kekuatan supra-naturalnya, dan orang itu tidak lain adalah Leo. Saking terkejutnya, Nara bahkan hampir teriak sekencang-kencangnya, namun karena takut Leo menyadari keberadaanya, Nara pun pada akhirnya mengurungngkan niatnya dan langsung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, belum lagi nanti akan ada banyak murid yang datang dan reputasi Leo pasti akan hancur. Nara mencoba mundur dengan perlahan mencoba meninggalkan tenpat tersebut tanpa diketahui oleh Leo, “BRUUKK!” tiba-tiba saja pot dibelakang Nara tanpa sengaja tertendang oleh kakinya, Leo pun spontan mencari sumber suara dan mendapati Nara sedang membereskan pot yang jatuh berantakan, Nara hanya bisa diam mematung saat dirinya diketahui tertangkap basah oleh Leo.
            “cepetan benerin lagi pot nya, nanti bisa mengganggu pemandangan!” perintah Leo tiba-tiba pada Nara.
            “i.....iya lagi diberesin dulu sebentar, Ma...af ya...” jawab Nara dengan pikiran yang campur aduk.
            Selesai membereskan pot, Nara langsung bergegas untuk pulang, namun sebelum itu ia menuju ke kelas terlebih dahulu untuk mengambil buku matematikanya yang ketinggalan.
            “lo tadi udah liat semuanya kan?” tanya Leo pada Nara saat ia hendak berbalik menuju kelasnya.
            “sebenernya....iya sih...tapi gue janji gak bakalan kasih tau ke siapa-siapa. Tapi ngomong-ngomong kamu ini siapa? Kok bisa...” sebelum Nara melanjutkan kalimatnya Leo langsung menjawabnya dengan buru-buru.
            “oke, bakalan gue jelasin tapi besok ya, di taman sekolah. Oiya...lo janji gak bakalan bilang ke siapa-siapa kan?” tanya Leo penuh harapan.
            “siap!!! Lo tenang aja gue gak bakalan ember.” Jawab Nara tiba-tiba bersemangat.
            Keesokan harinya saat jam istirahat, seperti yang disepakati oleh Nara dan Leo, mereka pun akhirnya bertemu di taman sekolah.
            “jadi....gimana?” tanya Nara tidak sabar
            “jadi....” ucap Leo sambil melihat keadaan sekitar sebelum melanjutkan kalimatnya.
            “jadi, gue itu titisan manusia pilihan oleh ratu Negeri Narnia, gue itu manusia pilihan yang punya misi khusus yaitu membuat dunia ini tertib dan selalu mematuhi peraturan, karena peraturan itu dibuat untuk dipatuhi bukan untuk dilanggar. Sebenarnya banyak manusia pilihan yang punya tugas sama kayak gue, ciri-cirinya mereka punya tanda gambar bumi kayak yang gue punya ini.” Penjelasan Leo sambil menunjukkan tanda bergambar bumi di bawah lehernya.
            “wow keren!!” jawab Nara kegirangan.
            “gue boleh ikutan enggak?” tanya Nara berharap.
            “boleh, asal lo jangan sampai ngerusak misi ini,” tegas Leo.
            “siap bos!” sahut Nara dengan sangat gembira.
            Saat kembali ke kelas, Nara ditanyai oleh teman-temannya karena Nara tadi tidak ke kantin bersama teman-temannya. Nara pun hanya menjawab seadanya dengan sedikit berbohong karena Nara sudah berjanji pada Leo tidak akan memberitahu kepada orang lain tentang rahasia mereka.
            Misi pertama Nara dan Leo pun dimulai, misi kali ini diawali dengan menegur murid yang melanggar peraturan yang paling banyak dilanggar oleh siswa yaitu tidak menggunakan perlengkapan sekolah dengan lengkap dan menggunakan sepatu dan aksesoris lain yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah. Kali ini Nara sangat berambisi untuk menjalankan misi ini dengan lancar.
            Saat tengah melakukan misi, Nara dan Leo mendapat sedikit hambatan yaitu Nara harus mengerjakan  tugas kelompok untuk presentasi yang harus dikumpulkan nanti lusa, tentu saja Nara akan kesulitan untuk berjaga. Jadi, Nara harus menyerahkan bagian pekerjaannya kepada Leo.
            “Nara!!! Sini! Ada yang mau aku omongin.” Teriak Leo lantang dari depan pintu kelas Nara dengan diiringi teman sekelas Nara yang terlihat heran karena mereka tidak menyangka Nara dan Leo ternyata saling mengenal.
            “ada apa?” jawab Nara lantang sambil beranjak bangun dari tempat duduknya sambil terus diamati oleh teman-teman sekelasnya, tetapi Nara tidak mempermasalahkan hal tersebut dan bergegas keluar kelas menemui Leo.
            “ayo ikut aku, aku mau tunjukin sesuatu.” Kata Leo sambil menarik tangan Nara menuju suatu tempat. Tempat yang dipilih Leo yaitu taman sekolah yang biasa sepi karena murid-murid mayoritas sedang berada di kantin pada jam istirahat seperti sekarang.
            “ada apa sih? Emangnya penting banget ya?” tanya Nara heran. Lalu selang beberapa detik kemudian, Leo menunjukan sebuah benda yang wujudnya menyerupai jam berbentuk lingkaran, di jam itu Leo menunjukan semacam hologram yang kemudian muncul dari dalam jam tersebut. Di dalam hologram tersebut terlihat seseorang yang sepertinya seorang wanita, dia memakai pakaian yang terlihat mewah mirip seperti gaun yang biasa digunakan para putri kerajaan bangsa eropa, namun gaun yang dipakai wanita itu terlihat sangat mewah, dia juga memakai semacam mahkota berhiaskan berlian di kepalanya yang rambutnya terurai panjang.
            “ratu, perkenalkan ini Nara, dia ingin bergabung bersama kita untuk membuat dunia menjadi teratur. Apakah Yang Mulia mengizinkannya?” tanya Leo kepada wanita yang berada di hologram tersebut.
            “apa saja yang akan kamu lakukan dalam melakukan tugas ini Nara?” tanya wanita tersebut pada Nara sambil tersenyum ramah.
            “saya akan membantu Leo dalam menjalankan misi ini, walaupun saya belum terlalu mengenal anda maupun ahli dalam menjalankan misi ini, saya akan berjuang sekuat tenaga dan semampu saya untuk mewujudkan impian bangsa negeri narnia untuk membuat dunia menjadi tertib dan teratur.” Jawab Nara tegas tidak seperti biasanya.
            “saya sangat menyukain tekad mu itu. Baiklah, kalau begitu saya akan mengizinkan kamu untuk ikut bergabung dalam misi ini membantu Leo. Namun sayangnya kamu tidak akan mendapat tanda seperti yang Leo punya, karena tanda itu tercipta dengan sendiriya oleh alam dan kami bahkan tidak kuasa untuk membuatnya. Tapi kamu jangan khawatir saja akan memberikan kamu jam hologram seperti yang Leo punya, itu akan membantu kalian berdua untuk saling berkomunikasi.” Jelas Ratu Narnia dengan suara lembutnya.
            Nara kini begitu berambisi untuk ikut membantu Leo dalam menjalankan misi ini, berbagai halangan yang muncul kini dapat teratasi. Hingga akhirnya, disekolah Nara kini begitu ditakuti oleh murid-murid sama seperti mereka takut kepada Leo yang begitu tegas dalam menangani murid-murid yang melanggar peraturan disekolah. Meskipun ditakuti oleh murid-murid, Nara sebenarnya hanya memberi nasihat dengan cara yang lembut, soal hukuman guru lah yang menentukan. Jadi, selama ini tugas mereka hahnyalah sebagai pengingat murid-murid yang melanggar peraturan dan apabila peraturan tersebut terus dilanggar, maka gurulah yang berhak menangani mereka.
            7 bulan telah berlalu, kini Nara sudah akan lulus dari sekolah tersebut, kenangannya menjadi agen misi Narnia tidak akan pernah ia lupakan. Ia akan terus mengingat saat-saat ia menasihati murid-murid disekolah. Semoga ketika Nara sudah pergi, sekolah akan tetap damai dan tertib seperti yang Nara dan Leo harapkan.
            Kini Nara mendapat gelar yang diberikan Ratu Narnia kepadanya yaitu sebagai rekan misi Narnia terbaik, ia juga mendapatkan hadiah sebuah mahkota kecil yang dihiasi oleh berlian, Nara juga kini mendapat tanda yang sama seperti yang Leo miliki, kini alam telah memilihnya menjadi agen misi Narnia.

Comments