Perasaan yang tak Tersampaikan; by Shultan Daffa

 Perasaan yang tak Tersampaikan
Matahari mulai meninggi panasnya makin terasa oleh tubuh,sorotnya menyilaukan mata,saat ini sudah menunjukan pukul 10:10 sudah saatnya untuk istirahat di sekolahku aku saat ini berada di depan lab komputer yang berada di lantai 2,saat istirahat aku selalu datang kesini karena tidak ada siapapun disini,mungkin karena terletak di lantai 2 dan memang tidak ada hal yang menarik.
   Aku tidak suka kehadiran banyak orang bukan karena aku seorang yang anti sosial tetapi karena saat aku berkumpul dengan teman ku aku selalu di bedakan dan dikategorikan sebagai orang jenius dan sangat berbakat,mereka selalu menanya-nanyai dengan pertanyaan yang bahkan membuat telingaku bosan mendengarnya seperti apa makanan yang ku makan, minta diajarin ini dan itu dimana aku tinggal dan masih banyak lagi, aku memang selalu mendapat kan rangking 1 dikelas dan mendapatkan rangking 1 paralel padahal saat guru menerangkan aku selalu tidak memperhatikan dan tertidur, disamping itu juga kemampuan olahraga ku diatas rata rata aku selalu langsung bisa melakukan gerakan yang sekali kulihat. Saat ada olimpiade olahraga pun aku selalu mewakilkan sekolahku seperti di bidang atletik aku yang mewakilkan cabang lempar,lari,dan lompat sekaligus.Sekolahku sendiri sebenarnya merupakan sekolah terbaik di negeri ini yang selalu mendapatkan yang terbaik di bidang apapun di negeri ini,aku sendiri masuk kesini karena aku ingin mencari orang yang bisa mengalahkanku dan mengajarkan kepadaku bagaimana rasanya dikalahkan,tapi semua yang ada disini tidak ada apa apanya bagiku.
   Tetapi kehidupan ku dirumah tak jauh berbeda dengan kehidupan orang pada umumnya,selesai pulang sekolah aku langsung pergi kerumah bebersih,menonton tv,makan dan tidur seperti biasa.Namun ada yang menarik perhatianku, di dekat rumahku ada keluarga yang baru saja berpindah dari luar negeri, mereka mempunyai anak yang sangat cantik,wajahnya kecil rambutnya panjang dan pirang alami, alisnya tebal alami, matanya bulat besar, itu pertama kalinya aku melihat perempuan secantik itu.Haripun berlalu, aku terbangun jam setengah 7 karena terlambat aku langsung bergegas ke sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu, saat datang ke kelas teman teman meributkan soal kedatangan murid baru yang luar biasa,aku pun tidak memperdulikan nya karena memang hal tersebut tidak ada kaitan nya denganku.Saat wali kelas masuk ia membawa murid pindahan itu dan aku terkaget karena murid pindahan itu adalah anak pindahan yang ada di sebelah rumahku tidak heran mengapa yang lain heboh, namanya adalah Alice, dan lagi ia duduk disebelahku karena tidak ada tempat lagi. Ia terus memandangiku karena mungkin ia melihatku saat ia pindahan.
   Saat itu ada ulangan fisika, ulangan ini terasa gampang bagiku tapi tidak bagi yang lain mereka selalu mendapat nilai 4,5dan 6 paling bagus juga dapat 7,karena baru pindah guru fisika pun membolehkan Alice untuk tidak ikut ulangan dulu tapi ia menolak dengan tersenyum,ia terlihat santai saat mengisi ulangan tersebut sehabis ulangan pa guru membolehkan siswa untuk istirahat seperti biasa aku selalu mampir ketempat biasa ku saat istirahat saat itu lapar sekali, aku lupa membawa bekal makanan dan uang jajan karena terburu buru,tapi Alice tiba tiba menghampiriku dan memberiku susu dan juga roti sambil tersenyum, aku tidak bisa menolak karena senyuman nya itu.
‌   Saat ulangan fisika dibagikan seperti biasa aku mendapat nilai sempurna 100,tapi Alice juga mendapatkan 100 di ulangan itu padahal ia sama sekali belum diajarkan,saat olahraga ada permainan sepak bola saat itu biasanya menjadi kekuasaan laki laki untuk bermain tapi alice menantang tim laki laki untuk bertanding dengan timnya yang hanya dianggotakan perempuan yang tidak bisa berolahraga tapi yang mengejutkan ia mengalahkan tim laki laki bahkan aku sendiri berada di tim itu,aku merasa ia memang sangat berbakat dan itu merupakan kekalahan ku untuk pertama kalinya,tapi bukan rasa dendam karena kekalahan yang kurasakan pada alice tetapi rasa kagumlah yang ada pada diriku saat dikalahkan itu, saat pulangpun ia mengajak ku untuk pulang bareng dengan nya karena ia sudah tahu bahwa rumah ku dekat dengan rumahnya,saat berada di dekatnya hatiku terasa berdebar mungkin ini pertama kalinya ku jatuh cinta,hari pun berlalu sudah berada di akhir semester,ulangan akhir semester pun tiba aku tidak begitu memikirkan nya karena itu sangat mudah bagiku yang kupikirkan adalah bagaimana cara menyatakan perasaan ku kepada alice,bagaimana jika aku ditolak? Apakah keadaan akan sama saja seperti sekarang? Atau sebaliknya? Aku berpikir untuk menunda pikiranku itu dan berencana untuk memikirkan nya sehabis ulangan,saat ulangan selesai 1 pekan sebelum dibagikan raport alice,tidak masuk kesekolah, mungkin karena memang membosan kan jadi ia tidak sekolah.

‌  Hari pembagian raport pun tiba tetapi ada hal yang mengejutkan bukan soal nilai tetapi alice tidak hadir saat itu,hanya paman nya saja yang hadir,saat kutanyakan ternyata alice sudah pindah sepekan yang lalu ke luar negeri karena pekerjaan ayahnya,aku sangat menyesal karena aku tidak akan bertemu dengan nya lagi dan aku juga belum menyampaikan perasaan ku padanya.

Comments